Month: February 2019

ANTUSIASME BISNIS

Posted on

ANTUSIASME BISNIS

oleh : Rendy Saputra

Subscribe >> http://bit.ly/gabungkrbn

****

Saya pernah berkesempatan berbincang dengan praktisi HR yang sudah malang melintang di beberapa perusahaan besar, baik keluarga maupun korporasi. Beliau kemudian memaparkan kalimat sederhana yang membuat Saya berfikir terus.

“Jadi mas, kalo perusahaan masih 6 tahun, memang lagi cepat-cepatnya berkembang, organisasi memang capek, dan keras tekanannya, beda dengan yang sudah agak mature, lebih santai.”

Lalu fikiran saya mencari jawaban..

Bisa jadi, perusahaan yang baru melakukan penetrasi pasar, masih memiliki potensi pasar yang masih cukup luas. Berbeda dengan perusahaan yang sudah tua, bisa jadi pasarnya jenuh.

Bisa jadi juga, perusahaan yang masih berkembang, lagi bangun sistem disana sini. Berbeda dengan perusahaan yang sudah matang, mungkin tidak perlu bangun sistem ini itu lagi. Semua sudah jalan.

Brand produk sudah menancap, organsiasi sudah fluent operation, hambatan-hambatan pekerjaan sudah dibabat, matang lah… mungkin ini yang menyebabkan organisasi bisa santai berjalan.. mungkin lho ya..

Tapi tadi malam Saya memikirkan hal yang lain : ANTUSIASME.

Bisa saja, karena perusahaan masih baru, owner masih muda penuh energi, antusiasme bisnisnya masih besar.

Ada hasrat bertumbuh, ada hasrat berprestasi, ada hasrat merebut pasar, ada hasrat benerin produk, pokoknya antusias deh.

Dan Saya jadi inget beberapa pengusaha senior yang menurut saya kehilangan antusiasme..

“Yang penting jalan aja udah syukur, profit cukup untuk hidup, mau apa lagi.”

“Udah segini aja, segini juga udah alhamdulillah…”

“Ngapain lagi ekspand.. segini aja… mau apa emangnya?..”

Akhirnya Saya jadi deg-deg an sendiri, ternyata kita perlu menambahkan kalimat pada doa doa kita… semoga Allah menjaga antusiasme jihad bisnis kita di lapangan… semoga Allah menjaga api antusiasme didalam jiwa.

Ketiadaan antusiasme membuat kita menunda pekerjaan, ketiadaan antusiasme membuat kita malas berfikir, kita inginnya jadi cepat pulang kerja, adapun pergi kerja.. kita enggan. Kita enggan mengerjakannya, karena kehilangan antusiasme.

Makadari itu, dalam skala pribadi, kita harus menjaga antusiasme pribadi kita. Kita harus jaga api diri kita.

Dalam skala bermitra, kita harus jaga antusiasme mitra kita

Jika bermitra pemasaran, sediakanlah barang yang cukup, supportlah dengan sistem yang baik, dengarkanlah keluhan pasar, jagalah antusiasme pasar.

Jika kerjasamanya membutuhkan akad kerjasama yang firmed, segeralah bangun akad legal yang serius. Jangan ditunda. Tunjukkanlah sinyal bahwa Anda antusias bekerja sama, jangan sampai mitra anda kehilangan antusiasme.

Intinya.. antusiasme ini MaasyaAllah… penting bin penting… jangan main-main.

Saya akhirnya mengingat-ngingat teman-teman Saya yang capaiannya luar biasa, mereka semua adalah orang-orang yang ANTUSIAS pada proyek nya.

Antusias nulis buku…
Antusias jualan online..
Antusias bangun reseller…
Antusias jualan rumah..
Antusias ngurusin toko…

Antusiaslah kawan.. bangunlah antusiasme…

Hatur tengkyu…

KR Business Notes
Senin, 18 Februari 2019

DISTRAKSI KOMPETISI

Posted on

*DISTRAKSI KOMPETISI*
_oleh : Rendy Saputra_

⬇*Subscribe*⬇
http://bit.ly/gabungkrbn

_Simon Sinek_ seorang pakar manajemen modern hadir pada *Microsoft Leader Summit*. Wahana ini adalah pertemuan para pemimpin di organisasi Microsoft. Hampir 70% leader microsoft mempresentasikan ide untuk menyaingi Apple.

Di sisi lain, Simon juga hadir pada *Apple Leadership Summit*. 100% leader di Apple berfokus membahas teknologi yang memudahkan guru mengajar, simplifikasi pada cara berkomunikasi, hingga terobosan kemudahan untuk user.

Kita sama-sama mengetahui nasib dari pertarungan kedua perusahaan raksasa teknologi ini. Microsoft yang selalu berfokus menyaingi fitur produk Apple ternyata tidak juga bisa melewati angka penjualan Apple.

Kisah diatas sangat mudah untuk dicerna. *Microsoft berfokus pada Apple, sementara Apple berfokus pada BENEFIT yang mereka ingin cetak.*

Maka pepatah ini rasanya pas : *_Winners focus on winning. Losers focus on winners._*

*****

*Kompetisi didalam bisnis adalah hal yang wajar.* Yang menjadi tidak wajar adalah ketika kita menjadikan kompetisi sebagai segalanya. Akhirnya fokus kita tertuju pada yang kompetitor lakukan. Fokus kita habis oada orang lain.

Di sebuah pojok pabrik penerbitan yang baru diperluas, seorang pengusaha yang juga guru mengajarkan kami secara seksama :

“Dulu Saya fokusnya sama orang lain kang, orang lain buat apa, Saya ikutin. Kompetitor lagi gimana, Saya coba kejar. Akhirnya capek kang. Sejak itu Saya putuskan bangun arah sendiri ke manajemen Saya. *Pokoknya Saya fokus sama tujuan dan cita-cita kami,* gak begitu peduli sama kompetitor. Ya jadi sekarang ini, malah leading.”

Kisah diatas adalah kepingan fakta lapangan, *bahwa ternyata distraksi atau pengecohan fokus itu nyata adanya.* Dan para pemenang yang selalu berhasil memenangkan pertarungan adalah *mereka yang berhasil menemukan jalan mereka sendiri.*

*****

Saya senang berguru pada mereka yang membuktikan hasil. Bukan karena mereka kaya, *tetapi karena mereka berhasil membangun organisasi, membuktikan ketekunan dan berhasil diterima pasar. Itu gak mudah sama sekali.*

_”Temen fitness Saya bisnis kuliner Kang Rend, ratusan M. Edan dia mah. Saya mah baru puluhan M. Hehehe.”_

Sejenak setelah mendengar kalimat tersebut, Saya kira guru Saya ini pengen lompat ke kuliner, tetapi beliau langsung melanjutkan kalimatnya.

_”Tapi arah Saya bukan itu, Saya sadar kang, gak kuat di proses bisnis yang kompleks kayak kuliner, Saya kuatnya dioptimasi distribusi produk, udah aja fokus disini, nanti juga nyampe bentar lagi ratusan M.”_

Jadi jelas ya, para pemenang bukan mereka yang latah akan persaingan yang memang bukan kekuatannya. Para pemenang selalu punya fokus sendiri untuk memenangkan pertarungan panjang.

*****

Dalam peristiwa bisnis dilapangan, tak jarang kita melihat bisnis yang ngotot untuk tidak buka cabang. Hanya menguatkan di satu titik. *Mengelola market existingnya dengan tekun. Walau tetangganya yang produk bisnisnya sama, sudah buka cabang dimana-mana.*

Selang 5-7 tahun, si bisnis yang hanya 1 cabang makin eksis dan berhasil meluaskan outletnya, *sementara sang bisnis yang awalnya membuka puluhan cabang akhirnya tutup satu demi satu, termasuk outlet pertamanya.*

Terkadang kita terdistraksi dengan pertarungan yang tidak seharusnya kita masuki. Terkadang kita terprovokasi untuk mengajak organisasi berlari disaat organisasi masih memiliki kaki balita.

Terkadang kita terkecoh fokus, memberikan perhatian pada sesuatu yang tidak seharusnya kita perhatikan. Melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kita lakukan. Menerapkan strategi yang bukan DNA organisasi bisnis kita.

Energi habis.
Waktu habis.
Dan yang jelas makin jauh dari kemenangan.

*****

Ada dua pedagang online. Sama-sama berada di linimasa. Saling berteman. Bisa saling melihat postingan status. Berjualan produk di kategori produk yang sama. Beda brand. Anggaplah si A dan si B.

Si A berjualan, sudah 2 tahun. 24 bulan. Punya pelanggan tetap. Berkisar 4.000 pcs per bulan. Suatu hari si A melihat postingan si B.

“Alhamdulillah, 87.000 pcs terjual habis. Makasih ya tim”

Hati si A remuk, emosi meninggi, semua orang salah, semua pihak salah, pasangan juga kena damprat.

_Pelanggan yang setia terlupakan. Development produk jadi terbengkalai. Layanan jadi makin alakadarnya._

Angka 4.000 pcs per bulan bagi dia menjadi tidak ada artinya. Kesal. *Rasa syukur akhirnya hilang begitu saja*.

Anda bisa tebak ujungnya. Kira-kira bagaimana nasib si A.

Walau kisah terakhir ini adalah kisah fiksi. Rasanya perlu kita resapi bersama.

*Mau fokus sama orang lain? Atau mau fokus pada cita-cita mulia?*

Semoga Anda memilih titik fokus yang tepat.

*#Repost*
*KR Business Notes*
_Senin, 11 Februari 2019_*****************_Silakan *COPY PASTE* dan *FORWARD* tulisan ini ke jejaring sahabat Anda. Semoga manfaat_

Dapatkan video terbatas materi Kang Rendy dengan topik *_”Sustain dalam Bisnis”_* berdurasi 40 menit dengan klik bit.ly/SustainingBusiness

Jangan lupa untuk *join FB Group* kami di https://web.facebook.com/groups/185218565167664/

Extreme Productivity

Posted on

EXTREME PRODUCTIVITY

Oleh : Dewa Eka Prayoga

Entah sudah berapa kali Saya ditanya, “Kang, share dong rahasia produktivitasnya, kok bisa nerbitin buku tiap bulan, launching produk tiap minggu, dan nulis status tiap hari. Itu kok bisa?”

Sejujurnya, Saya pun bingung jawabnya. Hehehe…

Gak percaya?

Tanya aja istri Saya, Wiwin Supiyah.

Aktivitas harian Saya bisa dikatakan penuh dengan “pengangguran”-nya, gak sibuk-sibuk amat.

Bahkan, istri Saya sampe bilang begini, “Ayah tuh waktu kerjanya fleksibel, waktu luangnya dipake belajar, dan selalu ada waktu buat keluarga. Bunda salut!”.

Uh! Pipi ini rasanya memerah, jarang-jarang dipuji istri sendiri. Hahaha 😁

Yap! Saya memang berusaha keras untuk tidak sibuk, tapi sangat berupaya keras untuk jadi produktif. Beda banget…

Apa bedanya sibuk dan produktif?

Seperti yang pernah Saya jelaskan di status https://www.facebook.com/1490122880/posts/10212522659370054/, dapat disimpulkan bahwa orang sibuk dan orang produktif sungguh jauh berbeda.

Intinya, orang sibuk orientasinya waktu, orang produktif itu orientasinya hasil.

Itu artinya, orang sibuk walaupun waktunya habis dipake aktivitas seharian, belum tentu membuahkan hasil signifikan. Berlaku sebaliknya, orang produktif meskipun membuahkan hasil signifikan, belum tentu menghabiskan waktu seharian. Kebayang ya? 🤔✍️

Lantas, apa rahasianya?

Bagaimana cara bisa tetap produktif (bahkan sangat produktif) meskipun waktu yang dihabiskan hanya sebentar? Apa rahasianya? Gimana mekanismenya?

Penasaran?

Rahasianya adalah “DEEP WORK”.

Ya, deep work. Apaan tuh?

Deep Work adalah aktivitas profesional yang dikerjakan dengan penuh konsentrasi, tanpa distraksi, dan bertujuan untuk mem-push kemampuan hingga di ambang batas.

Teknik Deep Work ini bisa dipake saat belajar, nulis, berkarya, beresin masalah, dan ngerjain sesuatu yang sangat membutuhkan fokus tingkat tinggi.

Teknik Deep Work ini sering dipake sama orang-orang hebat di dunia, seperti:

Bill Gates, yang mengisolasi dirinya di ruangan khusus untuk bisa membaca buku dan memikirkan sesuatu yang besar.

J.K. Rowling, yang menyewa hotel khusus berbintang lima untuk bisa menyelesaikan novel seri terbarunya dari Harry Potter.

Warrent Buffet, yanf menyediakan waktu khusus berjam-jam untuk bisa membaca setumpuk berita dan laporan keuangan.

…dan masih banyak lagi.

Lawan dari kata “Deep Work” adalah “Shallow Work”.

Apa ciri-ciri seseorang -termasuk Anda- yang terjebak dalam Shallow Work?

Oh, gampang. Cek aja ini:

Sering scrolling timeline di Facebook?
Suka stalking akun orang gak jelas?
Selalu kepo sama urusan/masalah orang?
Masih suka balesin chat order sendirian?
Masih sering cek stok produk sendirian?
Ngecekin IG story akun orang satu-satu?
Meeting dan ketemuan tapi gak ngasilin?

Masih sering? Masih suka? Hahaha…

Hidupmu kok gak produktif banget, bro…. #JLEB 😁✌️

Ya. Saya pertama kali mengenal istilah Deep Work ketika baca buku karangan Cal Newport yang memang membahas bagaimana cara tetap bisa fokus dan sukses disaat hidup di era penuh distraksi.

Distraksi apa?

Teknologi dan sosial media.

Bisa Anda rasakan, bagaimana teknologi dan sosial media mengganggu aktivitas sehari-hari kita: scrolling, stalking, kepo.

Saking gak jelasnya, sampai-sampai kegelisahannya Saya tuliskan dalam bentuk buku berjudul mainfacebook.com. Ah, gendeng banget lah pokoknya…

Konon katanya, 6 alasan terbesar orang sosmedan itu karena: kepo, killing time, update info, ikut-ikutan, hiburan, eksis/narsis. Dan rasa-rasanya hal itu pula yang sering menghantui aktivitas kita sehari-hari saat ini. Betul? 🤭🙈

Itulah alasan kenapa kita perlu belajar dan berlatih Deep Work…

Deep Work berarti bebas distraksi.

Gak ada chat.
Gak ada telpon.
Gak ada internet.
Gak ada email.
Gak ada meeting.
Gak ada gangguan.

Wis pokoknya, gak ada distraksi apapun.

Inilah cara yang Saya lakukan saat menulis 3 buku dalam 3 bulan berturut-turut, bahkan selesainya pun hanya dalam waktu 10-14 hari. Super ekspress!

Ini pula cara yang Saya lakukan saat belajar ilmu-ilmu baru setiap minggunya, sehingga Saya bisa terus meningkatkan kompetensi dan performa pribadi Saya ke tahap yang lebih tinggi. Bismillah…

Ini juga cara yang Saya lakukan saat berbagi tulisan ringan dan berbobot lewat status Facebook yang sedang Anda baca ini, sehingga sesibuk apapun itu, Saya masih bisa berbagi pemikiran dengan kawan-kawan semua. Alhamdulillah…

Ya, itu semua adalah efek dari deep work.

Disengaja banget.
Tidak multi tasking.
Sungguh menantang.
Sangat menyiksa.

“Menyiksa tapi kok mau sih, kang?”

Alasan kenapa Saya melakukannya, Anda akan mengetahuinya setelah baca postingan Saya kemarin: https://www.facebook.com/1490122880/posts/10213500713180788/

Ya, deep work tidaklah mudah, tapi juga bukan berarti sangat sulit.

Selama ada niat, komitmen, dan kegigihan, InsyaAllah sangat bisa dilakukan. Tentu dengan penuh perjuangan yang sangat melelahkan.

Apa untungnya Deep Work?

Salah satu keuntungan Deep Work adalah bisa belajar sesuatu yang baru dan sulit dengan lebih cepat. Setidaknya, itulah yang Saya rasakan.

Sebelum menemukan formula ProductLaunchDynamite.com, tak mudah bagi Saya belajar ilmu tentang Product Launch yang penuh dengan istilah-istilah baru dan aneh. Tapi sekarang?

Alhamdulillah, ngerti juga. Izin Allah…

Bahkan formula-formula mudahnya sudah Saya polakan spesial di workshop Product Launch Dynamite tersebut.

Launching buku, best seller.
Launching ecourse, rame banget.
Launching produk digital, tsunami traffic.
Launching hijab, laris manis.
Launching kosmetik, jadi rebutan.
Launching properti, sold out.

…dan seterusnya. Alhamdulillah.

Salah satu tekniknya, ya Deep Work tadi.

Dan tak hanya soal itu…

Percaya atau tidak, Deep Work pun akan mampu meningkatkan kemampuan, kompetensi, atau skill kita di atas rata-rata. Setidaknya itulah yang Saya alami.

Tak mudah lho menulis status panjang begini setiap hari dan harus berfaedah (ada manfaatnya).

Pemilihan tema dan topik yang Saya tulis harus bener-bener mengganggu dan berkontraksi di pikiran Anda.

Pemilihan kata dan kalimat yang Saya tulis harus bener-bener masuk ke dalam pikiran Anda.

Pemilihan diksi dan sisipan link jualannya mesti super duper smooth, supaya Anda bener-bener nyaman bacanya dan gak terkesan dijuali. Iya, kan? Hahaha 🤣

Ini Deep Work banget.

Baru soal nulis status, belum nulis buku.

Bulan Oktober, nulis mainfacebook.com.
Bulan November, nulis melawankemustahilan.com.
Bulan Desember, nulis copywritingemakemak.com.

Ya, 3 bulan, 3 buku. It’s crazy! Gendeng…

Setidaknya, itulah respon dan komentar orang-orang terdekat saat melihat Saya menulis 3 buku dalam 3 bulan sekaligus.

Gilanya lagi, laris semua…
Alhamdulillah. Izin Allah. Kuasa-Nya.

Lantas, muncul pertanyaan besar…

Bagaimana caranya?
Bagaimana persisnya itu terjadi?
Bagaimana tepatnya hal tersebut dilakukan?

Penasaran? 😁

Baiklah, Saya bocorin ya…

Pertama, BUATLAH HABIT BARU.

Tentukan waktu, lokasi, durasi, eksekusi, dan targetnya.

Kapan?
Dimana?
Berapa lama?
Ngapain aja?
Sampai mana?

Ya. 5 pertanyaan di atas kudu benar-benar jelas jawabannya. Clear abis!

Misalkan: nulis buku.

Kapan = tiap hari (jam 8-10 am, jam 9-10 pm, jam 2-4 am).

Dimana = pagi (cafe), malam (rumah), tengah malam (rumah)

Berapa lama = pagi (2 jam), malam (1 jam), tengah malam (2 jam).

Ngapain aja = nulis.

Sampai mana = 19 halaman per hari (4 halaman per jam).

Alhasil, dengan cara Deep Work seperti ini, saat menyelesaikan naskah buku Melawan Kemustahilan kemarin, Saya cuma ngabisin waktu 10 hari.

Wih, kok bisa?

Ya bisa. Itu buktinya. Hehe 😁

Apa yang Saya lakukan?

Saya targetkan dulu mau nulis berapa lama = 10 hari.

Saya targetkan juga mau nulis berapa halaman = 190 halaman.

Artinya, dalam sehari harus nulis minimal 19 halaman. Kali 10 hari, kelar 190 halaman. Kebayang?

Maka dalam sehari Saya targetkan embuh piye carane kudu beres 19 halaman. Titik.

Lalu Saya cek waktu Saya, kapan saja Saya bisa ngelakuin deep work.

Singkat cerita, setelah dicek dan diamatin, ternyata ketemu jadwalnya:

Jam 8-10 pagi: 2 jam.
Jam 9-10 malam: 1 jam.
Jam 2-4 pagi: 2 jam.

Total = 5 jam.

Ya, sehari Saya akan luangkan waktu selama 5 jam untuk nulis buku Melawan Kemustahilan yang best seller itu.

Karena sehari harus beres 19 halaman, maka dalam sejamnya, Saya harus selesai minimal 4 halaman. Ah, gampang. Wong nulis status Facebook aja bisa sepanjang ini. Hihihi 😁

Hasilnya?

Selesai. 10 hari selesai. Gak lebih, gak kurang. Ya walaupun tim KMO di bawah asuhan kang Tendi Murti dan kang Ade Kurniawan deg-degan terus ngelihat progres naskah dari Saya yang makin hari makin mepet deadline. Emang enak, dikerjain. 😝

Jadi, jelas ya, buatlah habit baru.

Walaupun pas awal-awal Anda jalaninnya sangatlah berat, tapi nikmati saja, namanya juga perjuangan…

Seorang Psikologis asal Swedia, Anders Ericsson, mengatakan, “Pemula paling tahan 1 jam, Master bisa tahan 4 jam”. Maksudnya?

Saat proses Deep Work, bagi Anda yang pemula (newbie) biasanya gak tahan lama-lama. Paling lama pun maksimal 1 jam. Setelah itu, Anda mendistrak diri Anda sendiri dan mulai refreshing. Hehe.

Itu pun Saya rasakan…

Awal-awal paling bisa cuma tahan 1 jam. Lama kelamaan naik jadi 2 jam. Terus jadi 3 jam. Naik lagi jadi 4 jam. Bahkan terakhir kali malah sanggup 5 jam. Ah, gokil banget lah pokoknya…

Silakan dicoba. Berjuang!

Kedua, LUANGKAN WAKTU BERISTIRAHAT.

Ketika kerja, kerja profesional.
Ketika beres, nikmati istirahatnya.

Saya pun begitu. Bahkan, gak cuma istirahat, tapi lebih ke malas-malasan. 🤪

Ya, malas-malasan.

Anda boleh tanya istri Saya. Dalam sehari, Saya bisa menghabiskan waktu untuk main Playstation hingga 3 jam. Ya, 3 jam. Gila, kan?

Makanya, Saya gak sibuk-sibuk amat, wong banyak nganggur dan mainnya. Heu

Saya aslinya pemalas.

Karena Saya tahu dan sadar suka malas-malasan, maka saat kerja, Saya kerja totalitas. Tujuannya, agar bisa bermalas-malasan di waktu kemudian, tanpa ada gangguan. Kenapa? Gak enak tahu kalau pas lagi asik-asiknya, eh diganggu… Saya yakin Anda pun sering merasakannya.

Karenanya, luangkan waktu untuk beristirahat. Yang cukup. Harus cukup.

Dalam sehari, tidur jam berapa.
Dalam sehari, mau main apa.

Jangan kerja mulu. Istirahat woy!

Jangan sampai begini:

Udah kerja tiap hari.
Pergi pagi pulang petang.
Penghasilan pas-pasan.
Pantat pegel-pegel.
Pala pusing-pusing.
Utang dimana-mana.
Stok produk numpuk luar biasa.
Kebersamaaan sama istri kagak ada.
Kebersamaan sama anak jarang ada.
Sakit-sakitan.

…eh jarang refreshing dan istirahat. PLAKKK!! 😤👊

#KOMPORMLEDUK 🌋🔥

Karenanya, jadilah produktif, jangan cuma sekadar sibuk. Beda banget efeknya.

Ketiga, SCHEDULE WAKTU INTERNETAN.

Tahukah Anda, berdasarkan hasil riset, 83% generasi millennial tidur di samping handphonenya.

Apa itu artinya?

Sebelum tidur, megang handphone.
Sebangun tidur, ngambil handphone.

Hayo… ngaku, siapa yang gitu? 😅

Kalau Anda pun begitu, maka kemungkinan besar Anda generasi milenial yang lahir tahun 1980-2000.

Apa kerjaan sehari-harinya?

Ya jelas, scrolling, stalking, posting.

Udah mirip kaya judul buku Saya: scrolling, posting, closing. Hehe 😆

Hal itulah yang menjadi distraksi terbesar yang akan membuat Anda susah fokus dan tidak produktif.

Karenanya, batasi waktu Anda bermain sosial media dan internetan.

Dalam sehari, mau jam berapa aja online.
Dalam sehari, mau kapan aja online.

Dan pas ngerjain sesuatu dengan menggunakan Deep Work, matikan semua notifikasi chat, sosmed, email, dll.

Bila perlu, jauhkan handphone kita dari genggaman kita. Tinggalin aja.

“Tapi kang kadang gatelnya pas main laptop…”

Ya sama aja lah.

Pas laptopan, log out dan sign out semua sosial media Anda.

FB Anda.
IG Anda.
WhatsApp Anda.
Telegram Anda.
Email Anda.

Wis pokoknya semuanya, matiin. Fokus!

Buatlah schedule khusus.

Dengan demikian, maka Anda akan lebih mudah dalam menjalankan Deep Work dan Anda akan lebih produktif setiap harinya. Berani coba? 😎

Kalau Anda serius jalanin ini, Saya kasih tantangan deh. Mau?

Tantangannya, selama 30 hari kedepan, cobalah untuk puasa main FB/IG. Berani?

😅😂🤣

Kalau masih belum berani, berarti belum serius, apapun alasannya… hahaha

“Tapi kang Saya jualannya di FB…”
“Tapi kang Saya promonya di IG…”

Wisss! Sakarepmu… Alesan kabeh!

Ini namanya latihan Deep Work.

Saya sudah sering melakukannya.
Saya sudah berhasil melewatinya.

Gak cuma OMDO dan nantangin aja. Hehe 😊

Gimana, berani? Wkwkwk

Sekali lagi, APAPUN ALASANNYA…

Ini tentang keseriusan, kegigihan, komitmen, konsistensi, dan persistensi.

Kalau hal-hal seperti itu udah ada di diri Anda, jangan salahkan Saya jika suatu saat Anda akan mendapatkan kesuksesan yang luar biasa. Selamat! 👍🏻